M Reza Sulaiman - detik
M Reza Sulaiman - detik
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Dikutip detikHealth dari berbagai sumber, Jumat (5/9/2014) ini serangga-serangga yang dipercaya dapat menjadi obat, beberapa di antaranya adalah kecoak, belatung hingga undur-undur.
1. Kecoak Obati Sakit Perut
"Belatung akan membersihkan luka. Jaringan yang mati ia ubah jadi cairan yang mereka sedot sebagai makanan. Bahkan ia tidak akan memakan jaringan yang masih hidup jadi Anda takkan merasakan sakit," kata Dr Christopher Kibiwot, salah satu dokter yang ambil bagian dalam percobaan penggunaan terapi belatung di Kenyatta National Hospital.
Belatung yang dikembangbiakkan Kari berasal dari telur-telur lalat hijau yang ditetaskan. Telur-telur itu kemudian disterilisasi di dalam cairan khusus dan diinkubasi selama 24 jam. Setelah berubah menjadi belatung, beberapa jam berikutnya mereka akan dicuci dan dikemas dalam semacam kasa berbentuk sachet, persis seperti teh celup.
Di Tiongkok, ratusan industri farmasi mencari-cari kecoak untuk ditumbuk dan diambil ekstrak sebagai obat sakit perut. Hal ini memunculkan geliat industri baru, yakni peternakan kecoak!
"Kecoak tidak hanya dipercaya sebagai obat sakit perut, namun juga obat untuk penyakit jantung dan liver. Karena itu, saat ini banyak sekali bermunculan peternakan kecoak di Tiongkok," tutur Wang Fu Min, pemilik salah satu peternakan kecoak.
Saat ini peternakan kecoak Wang terhitung sebagai salah satu peternakan terbesar di Tiongkok. Dikatakannya bahwa ruang bawah tanah rumahnya yang dijadikan tempat ternak kecoak memiliki kurang lebih satu juta ekor kecoak di dalamnya.
"Kecoak tidak hanya dipercaya sebagai obat sakit perut, namun juga obat untuk penyakit jantung dan liver. Karena itu, saat ini banyak sekali bermunculan peternakan kecoak di Tiongkok," tutur Wang Fu Min, pemilik salah satu peternakan kecoak.
Saat ini peternakan kecoak Wang terhitung sebagai salah satu peternakan terbesar di Tiongkok. Dikatakannya bahwa ruang bawah tanah rumahnya yang dijadikan tempat ternak kecoak memiliki kurang lebih satu juta ekor kecoak di dalamnya.
I2. Belatung Percepat Pembersihan Luka
Seiring dengan berjalannya waktu, masalah baru yang muncul di bidang kesehatan adalah resistensi antibiotik, tak peduli pada pasien anak maupun orang dewasa. Hal ini tentu menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi kalangan medis. Untuk menyiasatinya, sebuah rumah sakit di Kenya pun berinisiatif untuk kembali memanfaatkan belatung sebagai terapi pengobatan.
Seiring dengan berjalannya waktu, masalah baru yang muncul di bidang kesehatan adalah resistensi antibiotik, tak peduli pada pasien anak maupun orang dewasa. Hal ini tentu menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi kalangan medis. Untuk menyiasatinya, sebuah rumah sakit di Kenya pun berinisiatif untuk kembali memanfaatkan belatung sebagai terapi pengobatan.
"Belatung akan membersihkan luka. Jaringan yang mati ia ubah jadi cairan yang mereka sedot sebagai makanan. Bahkan ia tidak akan memakan jaringan yang masih hidup jadi Anda takkan merasakan sakit," kata Dr Christopher Kibiwot, salah satu dokter yang ambil bagian dalam percobaan penggunaan terapi belatung di Kenyatta National Hospital.
Belatung yang dikembangbiakkan Kari berasal dari telur-telur lalat hijau yang ditetaskan. Telur-telur itu kemudian disterilisasi di dalam cairan khusus dan diinkubasi selama 24 jam. Setelah berubah menjadi belatung, beberapa jam berikutnya mereka akan dicuci dan dikemas dalam semacam kasa berbentuk sachet, persis seperti teh celup.
3. Undur-undur Obati Diabetes
Masyarakat Kepulauan Karimunjawa secara tradisional telah memanfaatkan undur-undur (Myrmeleon sp.) sebagai obat penurun gula darah dengan menggunakan pisang sebagai campurannya. Mungkin karena biaya pengobatan yang mahal, akhirnya pengobatan alternatif dengan memanfaatkan undur-undur dijadikan pilihan.
Nah, benarkah undur-undur darat mampu mengatasi diabetes? Tyas Kurniasih dkk dari Fakultas Biologi UGM pun melakukan penelitian manfaat undur-undur, pisang, dan campuran keduanya terhadap diabetes. Penelitian dilakukan dengan rancangan acak lengkap menggunakan 30 ekor tikus putih jantan galur wistar umur 2 -2,5 bulan dengan berat 150 - 250 g, dibagi menjadi 6 kelompok yakni 1 kelompok normal dan 5 kelompok hiperglikemik dengan pemberian aloksan 125 mg/kg berat badan tikus.
Kemudian tikus-tikus itu diberi jus undur-undur dengan dosis 0,01 ml/200g bb tikus. Diberikan juga jus pisang ambon dengan dosis 1,26 ml/200 g bb tikus. Campuran undur-undur+pisang ambon dengan dosis yang sama juga diberikan dengan perlakuan pertama dan kedua, serta larutan glibenklamida dosis 0,378 mg/200g bb tikus (sebagai kontrol positif) selama 35 hari secara oral.
Nah, kadar glukosa darah pada tikus diukur setiap 7 hari sampai hari ke 35 dengan metode spektrofotometri. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA dan uji LSD pada taraf kepercayaan 95 persen. Di akhir penelitian, Tyas Kurniasih dkk menyimpulkan bahwa pemberian jus undur-undur mampu menurunkan secara nyata (p<0,05) kadar glukosa darah tikus hiperglikemik setelah 14 hari perlakuan.
Nah, benarkah undur-undur darat mampu mengatasi diabetes? Tyas Kurniasih dkk dari Fakultas Biologi UGM pun melakukan penelitian manfaat undur-undur, pisang, dan campuran keduanya terhadap diabetes. Penelitian dilakukan dengan rancangan acak lengkap menggunakan 30 ekor tikus putih jantan galur wistar umur 2 -2,5 bulan dengan berat 150 - 250 g, dibagi menjadi 6 kelompok yakni 1 kelompok normal dan 5 kelompok hiperglikemik dengan pemberian aloksan 125 mg/kg berat badan tikus.
Kemudian tikus-tikus itu diberi jus undur-undur dengan dosis 0,01 ml/200g bb tikus. Diberikan juga jus pisang ambon dengan dosis 1,26 ml/200 g bb tikus. Campuran undur-undur+pisang ambon dengan dosis yang sama juga diberikan dengan perlakuan pertama dan kedua, serta larutan glibenklamida dosis 0,378 mg/200g bb tikus (sebagai kontrol positif) selama 35 hari secara oral.
Nah, kadar glukosa darah pada tikus diukur setiap 7 hari sampai hari ke 35 dengan metode spektrofotometri. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA dan uji LSD pada taraf kepercayaan 95 persen. Di akhir penelitian, Tyas Kurniasih dkk menyimpulkan bahwa pemberian jus undur-undur mampu menurunkan secara nyata (p<0,05) kadar glukosa darah tikus hiperglikemik setelah 14 hari perlakuan.
4. Sengatan Lebah Turunkan Berat Badan
Drs. Wima Mulaji Harsono, Akp, terapis Klinik Terapi Sengat Lebah yang terletak di Jl Dermaga, Duren Sawit, Jakarta Timur, dan telah mempelajari terapi lebah sejak tahun 2002. Untuk menurunkan berat badan pasien akan diberi sengatan dalam bentuk huruf T dari dada ke perut.
Menurutnya selain disengat di bagian huruf T dari dada ke perut, bisa juga diberikan sengatan di tempat yang paling banyak lemaknya. Ini tentu berbeda-beda setiap orang, bergantung pada tubuhnya masing-masing.
Namun perlu diingat bahwa selain diberi terapi sengat lebah, jika memang si pasien benar-benar ingin menurunkan berat badannya harus dilakukan beberapa usaha lain seperti tetap rutin melakukan olahraga dan hindari makan setelah maghrib.
Selain itu menurut Wima, aturan lainnya adalah buat pola makan dengan menghilangkan satu waktu makan tertentu. Misalnya adalah dengan makan pada pukul setengah 10 pagi dan pukul setengah 4 sore.
Namun perlu diingat bahwa selain diberi terapi sengat lebah, jika memang si pasien benar-benar ingin menurunkan berat badannya harus dilakukan beberapa usaha lain seperti tetap rutin melakukan olahraga dan hindari makan setelah maghrib.
Selain itu menurut Wima, aturan lainnya adalah buat pola makan dengan menghilangkan satu waktu makan tertentu. Misalnya adalah dengan makan pada pukul setengah 10 pagi dan pukul setengah 4 sore.
5. Jaring Laba-laba Sembuhkan Luka Cabut Gigi
Jaring laba-laba dapat mempercepat penyembuhan luka cabut gigi. Hasil penelitian di Universitas Gadjah Mada mengungkap, jaring laba-laba banyak mengandung zat berkhasiat seperti vitamin K dan protein.
Obat penyembuhan luka ini dinamakan Spidweb Gel. Ini merupakan hasil penelitian empat mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Gadjah Mada (UGM) yakni Effendi Halim, Mirna Aulia, Claudia Twistasari, Choirunisa Nur Humairo dan Bayu Anggoro Aji.
"Penyembuhan luka pasca cabut gigi biasanya secara alami, tetapi pada kasus tertentu misal penderita diabetes perlu bantuan aplikasi obat-obatan tertentu untuk membantu dan mempercepat penyembuhan luka.
"Hasil penelitian kami, dalam jaring laba-laba banyak mengandung zat seperti protein dan vitamin K yang membantu mempercepat penyembuhan luka," katanya," kata Effendi.
Obat penyembuhan luka ini dinamakan Spidweb Gel. Ini merupakan hasil penelitian empat mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Gadjah Mada (UGM) yakni Effendi Halim, Mirna Aulia, Claudia Twistasari, Choirunisa Nur Humairo dan Bayu Anggoro Aji.
"Penyembuhan luka pasca cabut gigi biasanya secara alami, tetapi pada kasus tertentu misal penderita diabetes perlu bantuan aplikasi obat-obatan tertentu untuk membantu dan mempercepat penyembuhan luka.
"Hasil penelitian kami, dalam jaring laba-laba banyak mengandung zat seperti protein dan vitamin K yang membantu mempercepat penyembuhan luka," katanya," kata Effendi.
(Foto: BBC)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar